Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor di bidang agrikultur yang cukup penting bagi Indonesia selain kopra. Dari zaman dahulu sampai sekarang komoditas tersebut terus berkembang. Sebagai komoditas penting, banyak yang harus dipahami untuk menentukan harga kakao kualitas ekspor di Indonesia.
Sebagai komoditas yang juga banyak dicari di berbagai negara, kakao merupakan suatu elemen penting yang menentukan rasa coklat. Coklat sendiri pun adalah suatu panganan lezat yang paling populer di seluruh dunia.
Coklat didapat dari tanaman kakao yang diproses. Namun sebelum kita lanjut ke pembahasan produk turunan kakao, yuk kita bahas dulu sejarah dari tanaman kakao itu sendiri.
Kakao
Menurut beberapa sumber literatur, tanaman kakao adalah tanaman yang berasal dari benua Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kala itu, bangsa yang membudidayakan kakao sebagai bahan pangan adalah suku Aztec dan Maya.
Pengolahan kakao pada saat itu dilakukan dengan menyimpan dan mengeringkan biji kakao di bawah sinar matahari. Biji tersebut selanjutnya dihilangkan kulitnya, digerus, kemudian disangrai.
Setelah itu, adonan kakao tersebut bisa dicampur dengan bahan lain seperti jagung dan rempah. Dari situ, olahan tersebut baru bisa diolah untuk menjadi makanan seperti kue.
Olahan kakao itu pun juga bisa dijadikan minuman yakni dengan mencampurnya dengan air yang ditambahkan vanili. Minuman tersebut dinamakan chocolatl.
Setelah bangsa Aztec dan Maya, kemudian kakao dibawa ke Eropa, khususnya Spanyol oleh penjelajah Christopher Columbus dari penjelajahannya ke Amerika pada tahun 1502.
Kemudian bangsa Spanyol datang pada tahun 1591 ke Amerika Selatan dan mengenal hasil olahan kakao dari suku Aztec. Namun ternyata bangsa spanyol tidak menyukai olahan kakao tersebut.
Akhirnya bangsa Spanyol mulai mengolah kakao dengan cara mereka sendiri, yakni dengan menyangrai biji kakao, menumbuknya, dan menambahkan gula tebu ke dalamnya. Olahan kakao khas bangsa Spanyol tersebut pun jelas lebih cocok dengan lidah mereka.
Di Asia, khususnya Indonesia, yang memperkenalkan kakao ke benua kita adalah bangsa Spanyol. Tanaman tersebut diperkenalkan pada tahun 1560 di Minahasa, Sulawesi Utara.
Ekspor kakao dari Indonesia pun sudah terjadi. Tercatat, pada tahun 1825 sampai 1838, ekspor kakao dari pelabuhan Manado ke Manila mencapai 92 ton.
Di tanah jawa, tanaman kakao mulai dibudidayakan sekitar tahun 1880 dimana pada saat itu percobaan penanaman kakao diawali ketika perkebunan kopi di sana banyak mengalami kerusakan.
Akhirnya tanaman kakao di Indonesia saat ini pun sudah tersebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Kakao di Indonesia
Selama lebih dari 25 tahun, komoditas kakao di Indonesia terus meningkat secara masif. Perkembangan tersebut tentu berkat tumbuhnya peran petani kakao di Indonesia.
Sebab, produksi kakao terbesar didapat dari petani petani kakao Indonesia.Barulah kemudian dari perkebunan besar dan dari perusahaan.
Secara keseluruhan, Indonesia saat ini kira kira sudah memiliki 1,5 juta hektar lahan perkebunan kakao. Daerah penghasil biji kakao terbesar pun berasal dari Sulawesi, Sumatera Utara, Jawa Barat, Papua, dan Kalimantan Timur.
Dari beberapa daerah tersebut, penghasil kakao yang paling besar adalah Sulawesi, dimana sekitar 75 persen total produksi kakao di Indonesia adalah berasal dari pulau tersebut.
Meski lahan produksi kakao di Indonesia cukup luas, tetapi hasil produksi per hektarnya masih cukup tertinggal dibandingkan dengan negara negara penghasil kakao lainnya.
Untuk itu, pemerintah terus mendorong produksi kakao Indonesia dengan melakukan program revitalisasi dengan kegiatan intensifikasi, rehabilitasi, dan peremajaan lahan perkebunan kakao seluas 450 ribu hektar.
Setelah ditinjau kembali, ternyata yang menghambat produksi kakao di Indonesia adalah pohon kakao yang sudah tua, dimana kebanyakan pohon telah ditanam pada tahun 1980an.
Lalu, alat tanam yang kurang memadai. Serta pemeliharaan pertanian yang kurang. Akhirnya, investasi pun digelontorkan pemerintah melalui program revitalisasi tersebut.
Olahan Kakao
Biji kakao yang merupakan biji dari buah kakao memiliki beragam varietas. Tiga varietas utamanya adalah Forastero, Criollo, dan Trintario.
Dari ketiga jenis varietas tanaman kakao tersebut, jenis yang paling sering digunakan di dunia adalah Forastero, di mana sekitar 90% olahan kakao menggunakan jenis ini.
Namun, Forastero adalah kakao yang kualitasnya lebih rendah dari jenis lainnya. Namun biji kakao Forastero adalah yang paling besar dan tahan dari penyakit.
Sedangkan yang kualitasnya paling tinggi adalah Criollo. Tetapi hasilnya lebih sedikit dan ketahanan terhadap penyakitnya rendah.
Biji Kakao
Untuk hasil pengolahannya sendiri, hasil produk kakao yang paling dasar adalah biji kakao. Biji kakao ini bisa langsung dijual dan diekspor ke luar negeri baik sudah disangrai ataupun mentah.
Pasta Kakao
Pengolahan selanjutnya adalah coklat cair atau pasta coklat yang dihasilkan dari penggilingan biji kakao. Produk turunan kakao ini berbentuk pasta dan memiliki sekitar 53% lemak kakao.
Harga kakao yang sudah diolah menjadi pasta kakao akan lebih sedikit meningkat dibandingkan kakao mentah yang hanya disangrai.
Lemak Kakao
Lemak kakao berasal dari pasta kakao yang melewati proses pengepresan. Produk lemak kakao paling sering dimanfaatkan untuk dibuat coklat. Selain itu, penggunaan lemak kakao lainnya adalah dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetik.
Bubuk Kakao
Selain menjadi lemak kakao, pengepresan pasta kakao juga menghasilkan produk kakao lainnya, yakni bubuk kakao. Untuk penggunaannya, bubuk kakao sering digunakan untuk pembuatan kue, kukis, es krim, dan minuman.
Coklat
Hasil olahan kakao yang paling terkenal adalah coklat. Coklat merupakan makanan yang dihasilkan dari kakao. Bahannya terdiri dari campuran pasta kakao, lemak kakao, gula, dan susu.
Harga Kakao Kualitas Ekspor
[table id=23 /]
Harga kakao per kg yang tertera diatas merupakan harga kakao ekspor yang berkualitas standar. Jika kakao yang diproduksi memiliki kualitas premium dan memiliki label sendiri, harga jualnya bisa lebih tinggi.
Fluktuasi Harga Bubuk Kakao dengan Lemak Kakao
Harga bubuk kakao dan lemak kakao bisa saling berpengaruh satu sama lain meskipun harga biji kakao atau pasta kakao tidak berubah. Misalnya ketika harga lemak kakao naik, harga bubuk kakao akan turun, dan sebaliknya.
Hal ini disebabkan karena kedua produk tersebut merupakan dua produk turunan yang berasal dari satu bahan yang sama. Misalnya, dari dua ton pasta kakao akan menghasilkan satu ton lemak kakao dan satu ton bubuk kakao. Atau perbandingan 50:50.
Nah, harga lemak kakao saat ini lebih tinggi dari bubuk kakao karena saat ini kebanyakan produk berbahan kakao lebih banyak membutuhkan lemak kakao. Akhirnya, persediaan bubuk kakao berlebih dan harganya turun.
Jasa Ekspor Kakao
Bagaimana sobat exportir setelah melihat harga kakao kualitas ekspor? Tertarik untuk mengekspornya? Kami MisterExportir menyediakan jasa layanan ekspor ke seluruh negara.
Dengan kami, ekspor kakao kamu akan dihandle secara profesional oleh tim MisterExportir yang sudah berpengalaman di bidang ekspor.
Yuk, segera hubungi kami untuk konsultasi ekspor kakao kamu dan mendapatkan penawaran terbaik.
Itulah informasi pada artikel kali ini tentang harga kakao kualitas ekspor. Jika kamu tertarik untuk ekspor kakao, langsung saja hubungi MisterExportir.