Komoditi Indonesia yang Biasa Diekspor ke Thailand- Sesama anggota ASEAN, Indonesia dan juga Thailand telah memiliki hubungan kerja sama yang erat. Hubungan kerja sama tersebut meliputi berbagai aspek, mulai dari ekonomi hingga pendidikan.
Pada tahun 2017, perdagangan bilateral antar Indonesia dan Thailand ini melebihi 16 miliyar, dengan peningkatan ekspor 11 persen. Sedangkan ekspor Indonesia ke Thailand in tumbuh hampir 20 persen.
Bahkan, Indonesia dan Thailand berkomitmen untuk berkolaborasi secara erat dalam bidang industri kreatif. Kerja sama tersebut melalui proyek bersama, pengembangan sumber daya manusia, serta saling dukung. Kedua Lembaga tersebut mencatat peningkatan peran ekonomi kreatif terhadap pembangunan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat di Indonesia dan Thailand.
Nah, pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai komoditi Indonesia yang biasa diekpor ke Thailand. Simak pembahasannya di bawah ini.
Data Perekonomian dan Ekspor Thailand
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kantor Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional Thailand (Office of National Economic and Social Development Board/ NESDB), Thailand mencatat laju pertumbuhan ekonomi 0,8 persen pada triwulan kedua secara kuartal ke kuartal. Hal ini melebihi ekspektasi yang hanya 0,5%. Namun, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama 2016 yang tercatat sebesar 0,9%.
Berdasarkan data tahunan, ekonomi Thailand triwulan kedua 2016 tumbuh 3,5% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Angka ini di atas perkiraan, termasuk melewati estimasi 22 analis Bloom berg yang menyebutkan laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut hanya akan menembus 3,3%. Ini menjadi laju pertumbuhan ekonomi terbaik dalam 13 triwulan terakhir. Pada kuartal pertama 2016 berdasarkan data tahunan, ekonomi Thailand tumbuh 3,2%.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke dua 2016 didorong oleh pengeluaran peme rintah dan belanja sektor pariwisata. Sektor pariwisata mampu berkontribusi hingga 10% dari total produk domestik bruto (PDB) Thailand. Pemerintah menargetkan bisa menarik 33 juta wisatawan asing tahun ini. Pemerintah yakin bisa mencapai target tersebut karena pada kuartal kedua 2016 jumlah kunjungan wisatawan melonjak 8,2% dibandingkan periode sama 2015. Pendapatan dari sektor tersebut justru tumbuh lebih tinggi, naik 14,7%.
Data Ekspor Negara Indonesia
Kategori makanan menempati urutan pertama dalam data ekspor Indonesia. Udang merupakan salah satu produk yang banyak diminati di pasar global. Selain udang, minyak kelapa sawit juga mendominasi pasar global dengan angka produksi hingga 31 juta ton setiap tahunnya.
Komoditas kayu juga tak kalah saing dengan produk-produk makanan yang diekspor oleh Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai ekspornya yang mencapai 5 miliar USD di setiap tahunnya. Selain itu, produk tekstil juga ikut andil dalam kegiatan ekspor yang dilakukan oleh Indonesia. Produk yang diekspornya sangat beragam, mulai dari pakaian siap pakai, pakaian rajut, kaoskaki rajut, serta pelengkapan baju lainnya.
Komoditas ekspor Indonesia selanjutnya adalah getah karet. Getah karet ini diproduksi oleh karet alam di Indonesia yang mampu memproduksi 3,2 juta ton setiap tahunnya. Hasil produksi karet ini mempu menembus pasar dunia hingga ke berbgai negara, salah satu negaranya adalah Thailand. Salah satu brand ban yang berasal dari Indonesia adalah GT Radial yang diproduksi oleh Perseroan Terbatas Gajah Tunggal.
Inilah 10+ Komoditi Indonesia yang Biasa Diekspor ke Thailand
Dibawah ini merupakan 10 komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Thailand menurut data Trade Mapterbaru, seperti:
- Katoda tembaga
- Skipjack dan bonito beku
- Moluska dan invertebrata lainnya
- Anhydrous ammonia
- Surat kabar dan kertas tanpa lapisan
- Timah yang tidak ditempa dan tanpa campuran
- Kelapa segar
- Kayu lapis, vaneer panel dan sejenisnya
- Suku cadang dan aksesoris kendaraan bermotor
- Urea
Untuk jenis buah dan sayur, berdasarkan data yang tercatat pada Trade Map, Indonesia mengekspor beberapa komoditi dibawah ini pada tahun 2018, yaitu:
- Kelapa, kacang Brazil dan kacang mete, segar atau kering, dikupas atau tidak dikupas
- Kurma, ara, nanas, alpukat, jambu biji, mangga, manggis, segar atau kering
- Aprikot kering, plum, apel, persik, pir, pepaya, asam
- Stroberi segar, rasberi, blackberry, kismis putih atau merah, gooseberry
- Buah dan kacang, dimasak atau tidak dimasak, dikukus atau direbus, beku atau tidak beku
- Bawang, bawang merah, bawang putih, daun bawang dan sayuran alliaceous lainnya, segar atau dingin
- Sayuran kering, utuh, dipotong, diiris, pecah atau bubuk, tetapi tidak disiapkan lebih lanjut
- Akar dan umbi-umbian, garut, artichoke Yerusalem, ubi jalar dan sejenisnya
- Sayuran polongan kering, dikupas, dikuliti atau dibelah maupun tidak
- Sayuran, tidak dimasak atau dimasak dengan dikukus atau direbus dalam air, dibekukan
Pada tahun 2018 kemarin, menurut data Kemendag, nilai ekspor Indonesia ke Thailand yaitu sebesar US$6.8 juta (meningkat 5.33%). Namun, peningkatan ekspor ini diikuti juga dengan peningkatan impor Indonesia dari Thailand sebesar US$11 juta (meningkat 18.01%). Dari sini dapat kita lihat bahwa peningkatan nilai impor lebih besar dibandingkan nilai ekspor. Hal ini menyebabkan neraca perdagangan Indonesia dan Thailand mengalami defisit sejak tahun 2013-2018.
Melihat keadaan ini, pemerintah berharap Indonesia dapat membalikkan keadaan agar bisa terus meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Thailand dan negara lain.
