Di Indonesia sudah sebulan lebih kasus virus Covid19 ini terjadi. Hingga hari ini jumlah orang yang terinfeksi terus meningkat. Oleh karena itu segala upaya dilakukan pemerintah untuk meminimalisir mobilitas masyarakat. Mulai dari meliburkan sekolah, meliburkan beberapa perusahaan, hingga meniadakan kegiatan keagamaan yang dilakukan berjamaah, seperti sholat jum’at. Dan pada akhirnya muncul kampanye #stayathome #dirumahaja yang menghimbau masyarakat untuk tidak pergi keluar rumah kecuali hal yang penting.
Kondisi yang terus memprihatinkan ini tentu membuat efek yang sangat buruk dimasyarakat, khususnya dari segi ekonomi. Masyarakat yang bergantung pada upah harian seperti berdagang, ojek online, pekerja bangunan yang sangat merasakan dampaknya. Mari sama-sama kita selalu berdoa agar pandemi covid19 ini segera berlalu.
Bagaiamana Nasib Ekspor di Indonesia di Tengah Pandemi Corona?
Dilansir dari berita CNN Indonesia, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekspor nasional akan jatuh ke kisaran minus 5,2 persen sampai minus 5,6 persen pada tahun ini. Kondisi ini terjadi karena penyebaran pandemi virus corona atau covid-19 menekan aktivitas perdagangan.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) mengatakan, pertumbuhan ekspor akan tertekan akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi global, penurunan volume perdagangan, dan rendahnya harga komoditas.
Sejalan dengan prospek pelemahan ekspor, impor pun juga akan terpuruk. Proyeksi BI, laju impor minus 8,9 persen sampai minus 9,3 persen pada tahun ini.
Dilansir dari berita CNBC Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dampak ekonomi dari wabah covid-19 ke Indonesia, berasal dari transmisi ekonomi internasional. Pasalnya, virus corona saat ini sudah meluas ke 151 negara di seluruh dunia.
Imbasnya, Indonesia juga mengalami disrupsi dari adanya wabah corona, baik dari China dan juga dunia secara keseluruhan. Sri Mulyani merinci, misalnya saja dari sektor pariwisata dan perdagangan RI.
Dari sisi domestik, di tengah adanya social distancing, membuat masyarakat menurunkan aktivitas kegiatan sehar-harinya. Sehingga memberikan dampak pada sisi demand (permintaan) konsumsi dan dampak ketersediaan, karena adanya pengurangan aktivitas produksi.
Khusus untuk kuartal I, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar 4,5% hingga 4,9%. Sementara, untuk kuartal II, Sri Mulyani tak berharap banyak dari peningkatan konsumsi dan mudik jelang hari raya.
Apabila kondisi memburuk, pertumbuhan ekonomi global akan semakin lesu. Di Indonesia, OECD menaksir pertumbuhan ekonomi cuma 4,8% pada tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi pemerintah 5,1%.
Bagaimana Cara Ekspor di Tengah Pandemi Corona?
Dengan kejadian pandemi ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempermudah izin ekspor dan impor di tengah pandemi virus corona. Langkah ini dilakukan agar industri mudah mendapatkan bahan baku.
Agus Suparmanto selaku menteri perdagangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan pihaknya akan menambah lokasi penerbitan SK impor dan pelabuhan ekspor-impor. Dokumen ekspor juga akan disederhanakan. Kemendag akan menghapus atau menyederhanakan dokumen wajib ekspor. Mengadakan revisi Permendag 44 dan 72.
Lalu bagaimana Misterexportir menghadapi permasalahan ekspor di tengah pandemi ini?
Kami selaku Tim Misterexportir tetap membuka jasa ekspor, selama regulasi ke negara tujuan aman dan baik-baik saja. Kami sudah berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait ekspor dan impor. Jadi alangkah baiknya jika Anda berkonsultasi kepada kami terlebih dahulu. Kami akan berikan solusi terbaik untuk Anda.
