Kerjasama Dagang Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa- Setiap negara di dunia memerlukan suatu hubungan kerjasama yang menguntungkan. Hubungan kerjasama tersebut haruslah menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Hal ini bertujuan agar tidak munculnya kekisruhan antar negara tersebut.
Hubungan kerjasama antar negera ini bisa dilakukan mulai dari bidang ekonomi hingga pertahanan sekalipun. Melihat banyak sekali kesempatan yang terbentang luas, negara Indonesia ini memanfaatkan peluang tersebut. Di bidang ekonomi sendiri, pemerintah membuka secara luas kerjasama dagang Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa.
Nah, pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai kerjasama yang dilakukan Indonesia dengan negara-negara di Eropa.
Kerjasama Dagang Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa
Pada tahun 2018 silam, pemerintah Indonesia dan European Free Trade Association (EFTA) menandatangani sebuah perjanjian ekonomi dan juga investasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai keduanya di antara negara-negara EFTA. Kerjasama ini dilakukan melalui skema IE-CEPA (Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement).
EFTA atau yang lebih dikenal dengan istilah Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa ini didirikan pada tahun 1960. Negara Swiss dan Norwegia ini merupakan negara pendirinya. Saat ini, yang menjadi anggota EFTA adalah Swiss, Norwegia, Islandia, dan Leichtenstein. Indonesia telah menandatangani perjanjian EFTA sehingga pasar Indonesia di Eropa semakin meluas.
Menurut Kemenkeu.go.id, nilai perdagangan yang dimiliki Indonesia dengan negara-negara EFTA mengalami peningkatan selama satu decade terakhir. Terdapat beberapa produk yang diekspor dalam kerjasama tersebut. Di antaranya adalah kelapa sawit, perikanan, alas kaki, tekstil, furnitur, mesin, elektronik, dan farmasi.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi terciptanya kerjasama ini. Alasannya adalah EFTA memiliki reputasi terpercaya sebagai mitra dagang dan investasi untuk sistem kerjasama jangka panjang. Selain itu, dalam sepuluh tahun terakhir, perdagangan barang EFTA lebih cepat dibandingkan dengan perdagangan dunia.
Produk Indonesia yang Laris di Pasar Bebas Eropa
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa produk yang banyk diminati di pasar bebas Eropa. Di antara produk-produk tersebut adalah
Kelapa Sawit
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan adanya peningkatan ekspor kelapa sawit ke Eropa sebesar 27%. Produk dengan manfaat sebagai minyak goreng dan campuran bahan bakar biodiesel ini telah mampu bersaing di pasar global khususnya di belahan Eropa.
Perikanan
Produk perikanan juga tidak mau kalah dengan produk hortikulura, khususnya kelapa sawit. Hal ini dibuktikan dengan produknya yang mendongkrak pasar global di Eropa. Komoditas perikanan ini juga banyak diminati oleh para suppliers yang notabene-nya adalah pemsok supermarket, restoran, cattering, dan lain-lain.
Alas Kaki
Produk alas kaki ini menjadi penyumbang devisa negara yang paling besar. Hal ini disebabkan oleh nilai perdagangannya yang selalu meningkat. Selain itu, rata-rata nilai perdagangannya mencapai USD 2,84 miliar. Penyebab banyaknya peminar alas kaki dari Indonesia ini bisa jadi dikarenakan oleh manfaat alas kaki tersebut yang memang lekat sekali dengan kehidupan.
Tekstil
Tekstil merupakan suatu material fleksibel yang terbuat dari tenunan barang. Produk ini juga terkenal mampu bersaing di negara-negara Eropa. Industri tekstil ini memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor nasional. Bahkan, pada Januari-Mei 2019, sektor ini mampu memberikan nilai ekspor sebesar USD 51,06 miliar atau menyumbang sebesar 74,59% pada nilai ekspor nasional.
Demikianlah pembahasan mengenai Kerjasama Dagang Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kini Indonesia telah mampu bekerjasama dengan negara-negara besar di dunia sehingga nilai ekspornya kian meningkat setiap tahun. Semoga pemaparan artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Salam Mister Exportir!