Tren utama industri ritel tahun 2022 merupakan hal yang penting untuk diperhatikan bagi pelaku usaha yang berkecimpung di bidang ini.
Industri ritel masih menjadi salah satu bidang usaha yang memiliki keterkaitan erat dengan masyarakat. Hal ini karena bisnis ritel memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakah sehari-hari.
Dapat disimpulkan bahwa industri ritel juga berkontribusi besar pada perekonomian dunia, termasuk di Indonesia.
Sangat penting untuk melihat bagaimana industri ini berjalan di tahun 2022 sebab tahun ini dunia masih dalam tahap pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun lamanya.
Industri ritel ini tak hanya berkutat pada perusahaan besar saja, tetapi juga pelaku usaha kecil. Oleh karena itu, memperhatikan tren yang berlangsung di tahun 2022 untuk industri ritel ini dapat menjadi inspirasi penting yang wajib dicoba.
Berikut ini Mister Exportir telah merangkum informasi seputar tren utama industri ritel tahun 2022 yang wajib Anda simak.
Industri Ritel Indonesia
Industri ritel merupakan usaha barang eceran yang melibatkan penjualan produk atau layanan jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi, bukan untuk bisnis. Bagi perekonomian Indonesia sendiri, industri ritel menyumbang kontribusi yang cukup besar dan strategis.
Tercatat bahwa industri ritel memiliki kontribusi terbesar kedua terhadap pembentukan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia setelah industri pengolahan.
Tidak sampai di situ saja, rupanya industri ritel menempatkan diri sebagai industri kedua tertinggi dalam penyerapan tenaga kerja Indonesia setelah industri pertanian. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada industri ritel.
Sementara itu, yang termasuk ke dalam industri ritel ini bukan hanya perusahaan-perusahaan berskala besar saja, tetapi setiap pelaku usaha kecil menengah (UMKM) yang menjual layanan atau produknya ke konsumen akhir dapat menjadi bagian dari industri ini.
Bahkan, pedagang-pedagang kecil justru mendominasi jumlah tenaga kerja dalam industri ritel di Indonesia. Pedagang-pedagang ini menjelma menjadi pedagang pasar tradisional, pedagang toko kelontong bahkan masuk ke industri informal yaitu Pedagang Kaki Lima (PKL).
Oleh karena itu, tidak heran bahwa bisnis ritel memegang peran yang sangat penting bagi masyarakat.
Saat ini, bagi para konsumen berbelanja telah dianggap sebagai salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh fungsi rekreasi di samping pemenuhan kebutuhan sehingga banyak industri ritel mengikuti tren yang disukai oleh konsumen.
Bagi pelau usaha yang berkontribusi dalam industri ritel Indonesia, penting untuk memperhatikan tren apa yang cocok dengan bisnis ini di setiap tahunnya. Hal ini dapat meningkatkan kualitas yang berpengaruh pada perkembangan usaha selanjutnya.
Tren Utama Industri Ritel Tahun 2022
Tahun 2021 adalah tahun penyesuaian di mana ekonomi perlahan pulih dari dampak pandemi Covid-19. Tahun tersebut diyakini banyak orang akan berarti kembali normal, tetapi varian baru Omicron yang muncul di seluruh dunia seolah menjadi pengingat baru bahwa Covid-19 belum hilang.
Pada tahun 2022, diyakini ada perubahan tren dalam industri ritel ini terutama karena dampak pandemi yang berlaku secara global.
Tren ini telah mulai ditempuh oleh banyak peritel dan merek besar dengan menata ulang saluran dan sumber daya mereka.
Dengan memperhatikan tren yang berlaku secara global di industri ritel dunia, peluang dan kesempatan bagi pelaku usaha yang telah menjalani bisnis di bidang ini dapat semakin terbuka perkembangannya.
Berikut ini 5 tren utama industri ritel tahun 2022 yang mulai berlaku dan diterapkan di pasar global.
Berfokus pada e-commerce dan saluran digital
Perubahan kebiasaan belanja telah menyebabkan saluran digital menjadi sarana pilihan untuk berhubungan dengan konsumen. Menurut statistik, pemasaran digital (83%), jejaring sosial (73%) dan e-commerce (63%) diposisikan sebagai media paling relevan dalam pemasaran.
Faktanya, untuk memastikan survei iklan, personalisasi konten, dan strategi otomatisasi yang lebih baik, banyak perusahaan dan brand telah memilih untuk menerapkan transformasi digital industri konsumen, mendorong interaksi terus-menerus dengan pelanggan di saluran online dan offline, hasilnya sebanyak 57% pemasar menyukai saluran digital sementara 41% condong ke saluran offline.
Belanja sosial
Dengan 64% populasi dunia berbelanja melalui media sosial, maka arah pembelanjaan uang untuk iklan semakin jelas bagi suatu pelaku usaha. Menurut studi Tiendeo, 58% eksekutif ritel akan meningkatkan pengeluaran iklan mereka di media sosial dalam 12 bulan ke depan.
Meskipun belanja sosial adalah tren yang sudah mapan di belahan dunia lain, tahun ini sektor ritel di beberapa wilayah akan menggunakan manfaat belanja sosial secara maksimal.
Accenture memperkirakan pada tahun 2025 volume penjualan terbesar di saluran ini adalah pakaian (18%), elektronik (13%), dan kebutuhan rumah (7%).
Pentingnya review dan pengalaman pelanggan
Tantangan utama yang dihadapi pelaku bisnis ritel saat ini adalah mengidentifikasi waktu dan saluran yang tepat untuk mendapatkan pelanggan potensial dan pelanggan tetap dalam rangka menawarkan pengalaman berbelanja yang mulus dan tanpa hambatan.
Menurut studi Hot Retail Trends 2022, untuk 44% profesional pemasaran, pengalaman pengguna adalah aspek terpenting untuk dipertimbangkan dalam strategi mereka.
Berdasarkan premis ini, retail sedang mengembangkan strategi multi-touch seperti ROPO (Research Online and Purchase Offline) sehingga konsumen dapat memiliki alternatif dan titik konversi yang berbeda saat berbelanja, baik di web, e-commerce, maupun di toko fisik.
Toko yang lebih inovatif
Tren utama dalam industri ritel tahun 2022 selanjutnya adalah penggunaan teknologi pada toko yang lebih inovatif.
Salah satu yang populer akhir-akhir ini adalah adanya manekin digital yang mempelajari tentang barang favorit pelanggan dan memandu mereka melewati lorong, toko swalayan tanpa kasir, dan rak pintar yang memverifikasi ketersediaan produk atau sesi uji coba virtual.
Dengan penggabungan teknologi terobosan (augmented reality, kecerdasan buatan, dan lainnya) di seluruh proses penjualan, akan menciptakan kesan toko yang semakin mandiri dan memudahkan konsumen menemukan apa yang mereka cari dalam waktu singkat, memperhatikan kebutuhan konsumen, memungkinkan kesempatan mencoba sebelum membeli dan juga membayar dengan cepat.
Beberpa perusahaan ritel seperti Walmart dan Carrefour telah terjun ke cara baru berinteraksi dengan pelanggan untuk bersaing dengan raksasa e-commerce.
Fokus pada ekonomi sirkular
Pada tahun 2021 banyak pelaku usaha bidang ritel mulai menerapkan marketing yang lebih ramah lingkungan dengan digitalisasi katalog promosi, yang telah lama dianggap sebagai kunci untuk membangkitkan kesadaran brand.
Jenis model ini mendukung pengurangan limbah industri hingga 80% dan tren ini masih berlanjut di tahun 2022.
Kepedulian pelanggan terhadap lingkungan telah mendorong pelaku usaha ritel untuk menilai kembali strategi mereka untuk lebih sadar lingkungan demi menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan.
Dalam praktik berkelanjutan seperti Ekonomi Sirkular di mana siklus produksi ditutup untuk memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal, peran yang dimainkan oleh alat digital adalah kuncinya.
Dengan demikian, para profesional industri akan meningkatkan investasi mereka dalam periklanan digital untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan tahun ini saluran digital akan mencapai 86% dari alokasi anggaran, sementara media offline (iklan luar ruang, katalog, dll.) akan mencapai 14%.