Penggunaan kontainer atau peti kemas dalam pengiriman barang merupakan hal yang lazim dilakukan. Dalam menggunakan kontainer pun kita juga sering dihadapkan dengan istilah LCL dan FCL. Apa itu pengertian LCL dan FCL dalam kegiatan ekspor barang?
Seperti yang diketahui, bahwa saat ini 90% pengiriman barang yang menggunakan kontainer adalah dengan menggunakan kontainer berjenis dry container atau general container standard.
Istilah LCL dan FCL pun merujuk pada penggunaan dry container/ general container ini yang mana biasanya memiliki ukuran standar ISO yakni berukuran kontainer 20ft. dan kontainer 40ft
Kemudian, apakah yang membedakan pengertian LCL dan FCL dalam kegiatan ekspor barang yang merujuk dalam penggunaan dry container/ general container ini? Yuk langsung kita bahas saja!
Pengertian FCL

FCL atau Full Container Load, sesuai dengan namanya, atau jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah muatan kontainer penuh. Artinya disini kamu menggunakan satu kontainer penuh untuk melakukan pengiriman barang.
Bagaimana cara kerjanya? FCL dilakukan dengan kamu menyewa satu kontainer penuh baik itu yang berukuran 20ft atau 40ft untuk pengiriman barang kamu.
Biasanya penggunaan FCL dilakukan jika seseorang melakukan pengiriman dengan jumlah yang banyak dan pengiriman tersebut tidak mungkin dilakukan menggunakan pos karena akan menjadi sangat mahal.
Maka dari itu digunakanlah FCL agar menghemat biaya pengiriman.
Proses pengiriman FCL pun biasanya dilakukan dengan mendatangkan kontainer ke gudang untuk kemudian dilakukan proses stuffing.
Setelah itu kontainer akan disegel menggunakan seal kontainer, dan selanjutnya barulah dikirim ke tempat penumpukan kontainer di pelabuhan.
Keunggulan FCL
Mengapa menggunakan FCL? Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan bahwa penggunaan FCL akan jauh lebih murah jika kamu mengirim barang dengan jumlah besar. Sehingga kamu bisa menghemat biaya operasional.
Kemudian, dengan menggunakan FCL barang kiriman kamu tidak akan bercampur dengan barang kiriman milik orang lain. Sebab, di dalam kontainer FCL hanya akan terdapat barang milik kamu.
Karena di dalam kontainer tersebut hanya terdapat barang milikmu dan kamu sudah mengetahui kondisi barang tersebut, maka resiko kerusakan barang akan menjadi lebih kecil.
Lalu, proses pengiriman akan lebih cepat dan efisien karena kamu tidak harus menunggu kontainer penuh untuk bisa dikirim. Begitupun dengan pengecekan yang dilakukan di bea cukai yang lebih cepat karena mereka hanya memeriksa barang kamu.
Kekurangan FCL
Selain kelebihan yang sudah disebutkan sebelumnya, FCL pun memiliki beberapa kekurangan. Yaitu biayanya yang mahal, dalam artian akan mahal jika kamu hanya mengirim beberapa barang.
Pemanfaatan FCL
Maka dari itu sebelum menggunakan FCL, terlebih dahulu kamu harus melakukan beberapa pertimbangan.
Biaya FCL merupakan biaya penyewaan satu kontainer. Maka berapapun jumlah barang yang kamu angkut, akan tetap dihitung satu penyewaan FCL.
Maka dari itu, gunakanlah FCL jika kamu melakukan pengiriman dalam jumlah besar. Paling tidak dengan volume lebih dari 50% ukuran kontainer 20ft atau 40ft.
Jika kamu tetap menggunakan FCL padahal barang kamu hanya sedikit, maka jatuhnya ongkos biaya pengiriman barang kamu akan mahal.
Lalu, bagaimana jika hanya ingin mengirimkan barang dengan jumlah sedikit dengan biaya yang murah? Yaitu dengan opsi menggunakan LCL.
Pengertian LCL

LCL atau less than container load, atau jika diartikan ke bahasa Indonesia adalah muatan kontainer lebih sedikit. Dengan LCL, kamu tidak perlu menyewa satu kontainer penuh untuk melakukan pengiriman barang.
Pengiriman LCL memungkinkan kamu untuk melakukan pengiriman dengan jumlah sedikit. Karena dalam LCL, biaya penggunaan kontainer dihitung berdasarkan volume atau berat dari kargo yang diterima.
Kontainer LCL pun di dalamnya terdapat berbagai barang dari berbagai pemilik. Sebab pengiriman LCL dilakukan secara kolektif. Itulah alasan mengapa kamu bisa mengirim barang tanpa perlu menyewa satu kontainer.
Proses pemenuhan kontaner LCL dinamakan konsolidasi, sedangkan seseorang atau perusahaan yang mengaturnya disebut dengan konsolidator.
Prosedur pengiriman LCL dilakukan dengan proses stuffing barang dari berbagai pengirim ke berbagai penerima di gudang carrier. Kemudian setelah sampai ke pelabuhan tujuan, dilakukan stripping sehingga barang bisa diambil oleh para penerima atau consignee.
Keunggulan LCL
Seperti yang sebelumnya sudah disebutkan, dengan LCL kamu tidak perlu untuk menyewa penuh satu kontainer untuk pengiriman barang. Sehingga biaya pengiriman dapat ditekan.
LCL tentu menjadi solusi jika kamu hanya melakukan pengiriman dalam jumlah sedikit.
Kekurangan LCL
Kamudian, karena pengiriman LCL dilakukan secara kolektif, maka LCL pun memiliki beberapa kekurangan.
Yaitu pengiriman akan lebih lama karena kontainer baru bisa diberangkatkan jika sudah penuh.
Lalu, pemeriksaan di bea cukai juga lebih rumit, karena harus menyesuaikan dokumen seperti bill of lading dan sebagainya dari tiap pengirim dengan setiap barang yang ada. Barang pun memiliki resiko tertukar dengan barang milik orang lain.
Bukan hanya proses pemeriksaan bea cukai yang bisa menjadi lama, karena bercampur dengan barang milik orang lain barang dalam kontainer LCL pun memiliki resiko kerusakan yang tidak bisa diminimalisir.
Pemanfaatan LCL
Secara umum, pengiriman dengan menggunakan LCL dihitung berdasarkan volume yang disewa atau digunakan di dalam kontainer.
Volume minimal yang digunakan dalam LCL pun berdasarkan CBM (Cubic Meter). Pihak konsolidator kontainer LCL pun biasanya menetapkan minimum CBM untuk LCL.
Contoh kasusnya seperti, misal suatu konsolidator telah menetapkan volume minimal adalah 2 CBM. Sedangkan kamu ingin mengirim barang yang hanya berukuran 1 CBM.
Kamu tetap bisa melakukan pengiriman LCL meski barang kamu ukurannya dibawah ketentuan minimal tersebut, namun biaya yang dikenakan adalah tetap untuk 2 CBM.
Lalu, perhatikan juga jumlah barang yang ingin kamu kirim. Karena pengiriman dengan jumlah besar dengan menggunakan LCL justru akan membuat biaya pengiriman menjadi mahal.
Contohnya, coba bandingkan pengiriman sebanyak 15 CBM menggunakan LCL dengan FCL kontainer 20ft. Jika biaya LCL justru lebih mahal, maka lebih baik kamu memilih FCL.
LCL vs FCL

Lalu, bagaimana cara memilih antara FCL dengan LCL? Apa yang sebaiknya digunakan untuk pengiriman barang ekspor?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, semua itu tergantung dengan jumlah barang yang akan kamu kirim untuk ekspor.
Pengiriman dengan LCL sangat ideal untuk dilakukan jika barang yang ingin kamu kirim hanya berukuran di bawah 15 CBM.
Jika barang yang ingin kamu ekspor besarnya lebih dari 15 CBM, maka penggunaan FCL kontainer 20ft patut dipertimbangkan. Namun, pertimbangkan juga harga pengiriman LCL 15 CBM dengan harga FCL kontainer 20ft.
Selain harga, kamu pun juga bisa mempertimbangkan hal lain seperti kecepatan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan kamu untuk ekspor barang.
Kira-kira begitulah beberapa hal yang bisa kamu pertimbangkan dalam pemilihan penggunaan antara FCL atau LCL untuk kegiatan ekspor barang kamu.
Demikian informasi dari kami pada artikel kali ini tentang pengertian LCL dan FCL dalam kegiatan ekspor barang. Semoga bisa menambah wawasan dan bisa membantu kamu dalam memilih LCL atau FCL. Terima kasih.