Indonesia ekspor jarum suntik dengan jumlah yang besar pada tahun 2021 dalam rangka memenuhi kebutuhan program vaksinasi COVID-19.
Ekspor Jarum Suntik Indonesia
Kesuksesan ekspor ini datang seiring dengan permintaan United Nations Children’s Fund (UNICEF) kepada PT Oneject Indonesia untuk memasok alat suntik sekali pakai (auto disable syiringe/ADS) sebanyak 850 juta unit hingga tahun 2022.
Selain dari UNICEF, perusahaan ini juga telah mendapatkan kontrak ekspor alat suntik sekali pakai dari pemerintah Ukraina.
Seperti yang diketahui, seluruh dunia saat ini masih berupaya untuk memerangi pandemi COVID-19 dengan terus menggencarkan penyuntikan vaksin.
Oleh karena itu, kebutuhan terhadap alat suntik sekali pakai turut mengalami kenaikan permintaan yang signifikan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dibutuhkan setidaknya 8—10 miliar jarum suntik di seluruh dunia untuk mengejar vaksin COVID-19 ini.
Bahkan sebelum adanya pandemi COVID-19 , data WHO mengatakan kurang lebih dibutuhkan 16 miliar suntikan diberikan setiap tahun, dengan perincian 5% – 10% untuk vaksinasi dan imunisasi.
Dengan angka kebutuhan yang fantastis tersebut, kesempatan bagi produsen jarum suntik sekali pakai sangat terbuka lebar.
Tantangan bagi produsen alat suntik global saat ini untuk bisa menyelesaikan dampak dari kenaikan permintaan yang lebih cepat dari peningkatan produksi.
Acara pelepasan ekspor perdana jarum suntik dari Oneject kepada UNICEF dan Ukraina digelar pada 26 Agustus 2021 dengan dihadiri oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin.
Dalam acara pelepasan tersebut, sebanyak 200 kontainer atau 150 juta alat suntik senilai US$ 10,5 mulai memasuki pengiriman tahap pertama.
Selanjutnya ekspor masih akan terus dilakukan menyusul sisa kontrak dari UNICEF dan Ukraina.
Faktanya, ekspor jarum suntik ini bukan kali pertama dilakukan Oneject. Sejak tahun 2008, produsen alat kesehatan ini sudah mengekspor produknya ke Italia, Jerman, Nepal, Kuba, Pakistan, Algeria, Kenya, Tanzania, Sri Lanka dan juga penjualan ke lembaga internasional lainnya.
Oneject memproduksi sebanyak 1,2 miliar alat suntik ADS dan safety needle per tahun dan akan menambah kapasitas produksi menjadi 2 miliar untuk memenuhi kebutuhan alat suntik vaksinasi Covid-19 di Indonesia dan juga ekspor.
Ekspor Alat Kesehatan Indonesia
Pemerintah Republik Indonesia masih terus mengampanyekan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) serta mendorong ekspor produk jadi.
Ekspor jarum suntik ke luar negeri menjadi langkah positif yang dapat mendukung pemerintah dalam menyukseskan kampanye ini.
Indonesia sendiri sejauh ini masih mengimpor berbagai peralatan medis dari luar negeri, bahkan untuk bahan baku produksi, seperti stainless steel.
Selama periode 1 Januari sampai 31 Agustus 2021, total nilai impor alat kesehatan medis Indonesia terutama yang berhubungan dengan penanganan COVID-19 mencapai angka Rp5,52 triliun.
Tiongkok masih menjadi negara pemasok alat kesehatan terbesar ke Indonesia.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian mencatat ekspor alat kesehatan dari Indonesia mencapai US$197,6 juta sepanjang 2020.
Dengan adanya kampanye P3DN dari pemerintah RI, potensi ekspor alat kesehatan asal Indonesia pada 2021 bisa menembus US$4,54 miliar atau setara dengan Rp63,4 triliun.
Nilai ini tentunya merupakan angin segar bagi para produsen alat kesehatan Indonesia termasuk produsen jarum suntik dan peralatan medis lainnya.
Gencarnya ekspor ini membuktikan bahwa produsen alat kesehatan dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional terutama di tengah pandemi virus corona yang masih berlangsung hingga saat ini.
Beberapa komoditas alat kesehatan asal Indonesia yang telah menembus ekspor adalah jarum suntik, alat pelindung diri (APD), pakaian bedah, dan masker bedah.
Negara tujuan utama ekspor alat kesehatan medis asal Indonesia di antaranya Singapura, Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Meksiko, Belanda, Australia, dan Malaysia.
