Siapa yang menyangka di masa pandemi corona ini tren bersepeda menjadi meningkat. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Selagi tren sepeda meningkat, tren impor sepeda di Indonesia pun ikut meningkat.
Karena aktivitas bersepeda ini pada dasarnya membutuhkan sepeda untuk melakukannya. Maka dari itu, permintaan sepeda pun ikut meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan sepeda ini pun impor sepeda akhirnya dilakukan.
Tren Sepeda Di Tengah Pandemi Corona
Virus corona yang terdeteksi muncul pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China, mulai merebak dan menjadi bencana pandemi di awal tahun 2020.
Sementara negara-negara saling bekerja sama untuk menemukan vaksin untuk virus covid-19 ini, masyarakat dunia hanya bisa sabar sambil menerapkan protokol kesehatan untuk memperlambat penyebaran virus covid-19.
Pandemi virus covid-19 inipun menyadarkan masyarakat akan pentingnya hidup sehat, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan di transportasi umum.
Karena beberapa fasilitas gym ditutup, pembatasan transportasi umum, dan kesadaran untuk menjaga jarak, akhirnya aktivitas bersepeda pun menjadi pilihan masyarakat sebagai sarana transportasi dan olahraga di tengah pandemi corona ini.
Berawal di negara-negara barat seperti Eropa, Amerika Serikat, dan lainnya, tren sepeda mulai meningkat pada bulan Maret 2020.
Pada bulan tersebut sampai beberapa bulan berikutnya, banyak pemilik toko sepeda yang mengakui penjualan sepeda mereka meningkat hingga dua kali lipat.
Dikutip dari nytimes, Ryan Zagata yang merupakan pemilik perusahaan sepeda Brooklyn Bicycle di New York mengatakan bahwa penjualan sepeda mereka meningkat sebesar hampir 600 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019 di periode yang sama.
Sebagian orang pun menganggap bersepeda ini telah menjadi simbol kebebasan di tengah pandemi. Bersepeda menjadi solusi untuk menyehatkan mental dan fisik di tengah kejenuhan PSBB.
Ombak tren sepeda pun terus bergulung dan akhirnya sampai ke Indonesia. Transaksi sepeda di Indonesia menunjukkan peningkatan pada periode Maret sampai Juli 2020.
Baik secara online maupun langsung ke toko, masyarakat Indonesia berbondong-bondong memenuhi kebutuhan sepeda mereka.
Pada platform e-commerce Bukalapak, transaksi penjualan sepeda menunjukkan peningkatan sebesar 156 % dibanding biasanya. Hal yang sama pun terjadi pada situs e-commerce lain seperti Blibli dan Tokopedia.
Jenis sepeda yang diminati pun adalah sepeda lipat, sepeda MTB, dan road bike.
Impor Sepeda Demi Pemenuhan Kebutuhan Sepeda di Indonesia
Sama halnya seperti yang terjadi di Amerika Serikat atau negara-negara barat lainnya. Banyaknya permintaan sepeda di Indonesia membuat penjualan sepeda di berbagai toko sepeda meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan sepeda ini pun banyak pengusaha sepeda melakukan impor sepeda. Nilai impor sepeda pun mengalami peningkatan.
Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukan nilai impor sepeda mengalami peningkatan sebanyak 24,82 % pada semester 1 tahun 2020 jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Jika dijabarkan secara rinci, pada bulan Januari sampai Juni 2020 nilai impor sepeda di Indonesia mencapai angka US$ 39,02 juta dolar atau sekitar Rp. 577 miliar rupiah (dalam kurs Rp. 14.800 per USD).
Sedangkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, nilai impor sepeda hanya mencapai US$ 31,26 juta dolar. Hal ini menunjukkan nilai impor naik sebesar US$ 7,76 juta dolar.
Dari nilai impor pada semester 1 tahun 2020 yang mencapai US$ 39,02 juta dolar, persentase impor terbesar berasal dari China yang mencapai nilai impor sebesar US% 37,26 juta dolar, atau sekitar 95% dari total impor di periode tersebut.
Sisanya, impor sepeda yang dilakukan Indonesia pada semester 1 tahun 2020 berasal dari Taiwan dengan nilai US$ 1,01 juta dolar, lalu Inggris dengan nilai sebesar US$ 440,37 ribu dolar, Singapura dengan nilai US$147,68 ribu dolar, dan AS dengan nilai US$ 64,41 ribu dolar.
Dari periode tersebut, jika dihitung secara bulanan nilai impor sepeda tertinggi berada di bulan Januari dengan nilai sebesar US$ 11,9 juta, kemudian menurun hingga bulan Maret yang hanya sebesar US$ 2 juta.
Sampai pada saat satu bulan setelah kasus covid-19 ditemukan di Indonesia, yakni pada bulan April nilai impor sepeda naik sebesar 184,84 % dari bulan sebelumnya dengan nilai sebesar US$ 5,6 juta.
Kemudian nilai impor sepeda kembali meningkat di bulan Juni dengan pertambahan nilai sebanyak 117,09 % dari bulan sebelumnya atau sebesar US$ 10,92 juta dolar.
Pelarangan Impor Sepeda di Indonesia
Beriringan dengan tren sepeda yang meningkat, impor sepeda dari luar negeri pun ikut meningkat.
Melihat kondisi tersebut, sebagai upaya untuk mengencerkan produksi lokal, pemerintah menerapkan pembatasan impor sepeda dengan membuat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 68 tahun 2020.
Selain sepeda roda dan roda tiga, peraturan tersebut juga dibuat untuk mengatur ketentuan atas impor alas kaki dan elektronik. Aturan tersebut pun mulai berlaku pada akhir bulan Agustus 2020.
Dengan peraturan tersebut, setiap impor yang akan dilakukan untuk komoditi sepeda, elektronik, dan alas kaki wajib mendapatkan persetujuan impor dan laporan surveyor.
Kemudian, mekanisme pengawasannya diubah. Yang semula dilakukan di luar kawasan kepabeanan, sekarang dilakukan di dalam kawasan kepabeanan.
Pelabuhan yang menjadi pintu masuk impor pun sekarang dibatasi. Daftar pelabuhan tersebut adalah Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Soekarno Hatta, Dumai, Jayapura, Tarakan, Krueng Geukuh, Bitung, Merak Mas, dan Kuala Langsa.
Sementara bandara sebagai pintu masuk impor hanya bisa di Kualanamu, Soekarno Hatta, Ahmad Yani, Juanda, dan Hasanuddin.
Setelah penerapan aturan tersebut akhirnya kegiatan impor sepeda pun sempat berhenti di bulan September dan Oktober, kecuali impor yang sudah terlanjur jalan yang disertai dengan dokumen Bill of Lading sebelum 29 Agustus 2020.
Di bulan November 2020 pun impor sepeda mulai berjalan lagi setelah Kemendag menerbitkan 43 Surat Persetujuan Impor. Masyarakat Indonesia pun akan kebanjiran sepeda impor lagi.
Sepeda Produksi Lokal yang Tak Kalah Menarik
Bersaing dengan produk luar negeri, sebenarnya sepeda produksi dalam negeri tidak kalah menarik.
Justru banyak juga sepeda produksi lokal yang memiliki kualitas yang sangat baik. Ada yang sampai diekspor dan ada juga yang menjuarai perlombaan internasional.
Berbagai merek seperti Polygon, Pacific Bike, United, WimCycle, Element MTB, Thrill, Aviator, dan berbagai merek lainnya menyediakan pilihan sepeda berkualitas untuk masyarakat Indonesia.
Bahkan, mungkin beberapa orang masih belum menyadari merek-merek sepeda di atas merupakan sepeda produksi dalam negeri.
Dengan harga yang tidak berbeda jauh, bahkan beberapa ada yang lebih murah, sepeda-sepeda dalam negeri bisa menjadi pilihan di tengah gempuran produk-produk sepeda dari luar negeri.
Demikianlah informasi dalam artikel kali ini tentang impor sepeda di Indonesia di tengah pandemi covid-19. Semoga informasi ini bermanfaat yaa! Terima kasih.