Faktor pendorong perdagangan internasional terdiri dari banyak hal.
Setiap negara di dunia pasti terlibat dalam kegiatan perdagangan internasional.
Oleh karena itu, perdagangan internasional sangat penting karena membawa banyak manfaat bagi kemajuan masyarakat setiap negara.
Tanpa adanya perdagangan internasional, manusia dan negara-negara di dunia mungkin tidak akan pernah mencapai kemajuan ekonomi global.
Nah, kira-kira apa saja ya faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional itu?
Dan mengapa perdagangan internasional sangat penting untuk semua negara di dunia?
Berikut Mister Exportir telah merangkum penjelasan singkatnya untuk Anda.
Sekilas Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah setiap perdagangan yang terjadi antara satu negara dengan negara lain.
Perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri adalah kebalikan dari perdagangan internal atau domestik dalam arti perdagangan internal (dalam negeri) terjadi di dalam batas-batas wilayah suatu negara.
Terjadinya perdagangan internasional melibatkan dua atau lebih negara yang berbeda.
Kegiatan perdagangan internasional di antaranya terdiri dari ekspor dan impor barang dan atau jasa.
Ekspor mengacu pada barang atau jasa yang dijual ke negara asing, sedangkan impor mengacu pada barang atau jasa yang dibawa ke dalam negeri.
Saat ini, hampir tidak ada negara yang tidak terlibat dalam perdagangan internasional.
Perekonomian negara-negara kecil tertentu terutama bergantung pada kegiatan ini.
Perdagangan internasional adalah metode interaksi ekonomi antarnegara dunia dan merupakan contoh hubungan ekonomi.
Mengapa Suatu Negara Perlu Berdagang dengan Negara Lain?
Perdagangan internasional telah ada sejak dahulu kala dan akan terus ada.
Karena tidak ada negara yang dapat memproduksi semua hal yang dibutuhkannya, selalu ada kebutuhan bagi negara untuk berdagang dengan negara lain yang memiliki apa yang mereka butuhkan.
Dalam Ilmu Ekonomi, ada teori yang menjadi dasar dari perdagangan internasional.
Menurut teori ini, suatu negara harus berspesialisasi dalam produksi barang yang dapat diproduksi lebih murah dan mengimpor barang dari negara lain yang tidak dapat diproduksi dengan murah.
Inilah alasan mengapa semua negara memproduksi barang yang mereka unggulkan dalam biaya total produksi dan meninggalkan produksi barang yang cenderung memakan biaya produksi lebih besar.
Akibatnya, perdagangan internasional akan selalu ada.
Negara-negara berdagang satu sama lain ketika mereka tidak memiliki sumber daya atau kapasitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan sendiri.
Dengan mengembangkan dan mengeksploitasi sumber daya domestik yang langka, negara dapat menghasilkan surplus, dan memperdagangkannya untuk sumber daya yang mereka butuhkan.
Saat ini, perdagangan internasional merupakan jantung ekonomi global dan bertanggung jawab atas sebagian besar perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern.
Barang dan jasa cenderung diimpor dari luar negeri karena beberapa alasan, seperti harga lebih murah atau kualitasnya lebih baik.
Dalam banyak kasus, ada juga negara yang sangat mengandalkan impor karena tidak memiliki alternatif lain.
Salah satu contohnya yaitu Jepang yang tidak memiliki cadangan minyak sendiri, namun merupakan konsumen minyak terbesar keempat di dunia.
Jepang harus mengimpor semua minyak yang dibutuhkannya dari luar negeri untuk berbagai macam kebutuhan di dalam negeri.
Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Sumber Daya Alam dan Faktor Geografis
Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda dan juga kondisi geografis yang berbeda pula.
Keanekaragaman kondisi alam dan geografis membuat suatu negara lebih efisien dalam memproduksi satu komoditas tertentu yang berbeda dengan kemampuan negara-negara lain.
Negara-negara ini mengkhususkan diri dalam produksi komoditas tersebut dan memasoknya ke negara lain, dengan imbalan komoditas yang tidak mereka produksi tetapi diproduksi oleh negara lain yang memiliki spesialisasi.
Misalnya, karena kondisi alam yang menguntungkan, India dan Sri Lanka secara bersama-sama menghasilkan 87 persen dari total produksi teh dunia.
Mika di India, mangan di Rusia, dan minyak di negara-negara Arab adalah beberapa contoh spesialisasi.
Distribusi Pekerjaan
Populasi dan distribusi pekerjaan yang berbeda dari satu negara ke negara lain juga menjadi faktor pendorong adanya pedagangan internasional.
Struktur pekerjaan penduduk suatu negara menentukan bidang spesialisasi.
Misalnya, sebagian besar penduduk India bergerak di bidang pertanian sehingga memiliki spesialisasi dalam produksi biji-bijian dan produk pertanian lainnya.
Di sisi lain, Inggris telah mengkhususkan diri dalam produksi barang-barang industri karena memiliki banyak modal dan kelangkaan tanah serta sebagian besar penduduknya terlibat dalam industri.
Dengan demikian, negara-negara mengkhususkan diri berdasarkan pekerjaan mereka. Spesialisasi melahirkan perdagangan internasional.
Sarana Transportasi
Sarana dan biaya transportasi juga berkontribusi terhadap perdagangan internasional.
Industri yang menggunakan bahan baku tertentu umumnya dilokalisasi di tempat-tempat yang dekat dengan sumber bahan baku tersebut sehingga biaya transportasi akan lebih murah.
Negara-negara di mana bahan mentah tersebut ditemukan dalam jumlah yang melimpah mendapatkan spesialisasi dalam hasil akhir produknya.
Misalnya, India adalah produsen tebu yang besar dan oleh karena itu, industri gula sebagian besar berlokasi di India.
Di tingkat internasional, faktor-faktor produksi tidak dapat bergerak bebas karena melibatkan biaya transportasi yang tinggi.
Oleh karena itu, negara lain tidak dapat mendirikan industri gula dan harus mengimpor gula dari India dan negara produsen gula lainnya.
Produksi Skala Besar
Produksi skala besar suatu komoditas memberikan banyak keuntungan bagi sebuah negara dalam perdagangan internasional.
Industri komoditas semacam itu dapat memproduksinya dengan biaya lebih rendah karena skala ekonomi dan spesialisasi.
Setelah memenuhi permintaan komoditas di pasar dalam negeri, surplus produksi dapat dengan mudah diekspor dengan harga yang wajar dan menghasilkan keuntungan yang besar.
Misalnya, unit industri yang memproduksi mesin lokomotif untuk Kereta Api Tiongkok, dapat mengkhususkan diri dalam produksi lokomotif.
Produksi lokomotif skala besar memungkinkan Tiongkok untuk mengekspornya ke negara tetangga.
Perbedaan Biaya
Biaya produksi suatu komoditas berbeda dari satu negara ke negara lain karena sejumlah faktor.
Beberapa faktor tersebut di antaranya: ketersediaan sumber daya alam dan kondisi geografis, struktur pekerjaan, produksi skala besar, pembangunan, serta perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Negara-negara yang memiliki kondisi yang menguntungkan dapat memproduksi komoditas dengan biaya lebih rendah.
Biaya produksi dalam negeri yang lebih tinggi akan mendorong impor komoditas tersebut ke dalam negeri dan barang-barang dengan biaya produksi lebih rendah dapat diekspor.
Tingkat Kemandirian
Tidak ada negara di dunia yang mandiri. Namun, tingkat ketersediaan swasembada setiap negara juga berbeda dari satu sama lain.
Misalnya, Rusia mengimpor 2 hingga 3 persen dari kebutuhannya dan AS hanya 4 hingga 5 persen dari total konsumsinya.
Di negara-negara cenderung terbelakang, tingkat kebutuhan swasembadanya mencapai 40 sampai 50 persen.
Oleh karena itu, negara-negara yang tidak dapat berproduksi sama sekali atau hanya dapat berproduksi dengan biaya yang sangat tinggi, mengatur penyediaannya melalui impor dari negara lain.
Dengan demikian, karena faktor-faktor di atas, suatu negara mengatur impor dan ekspor barang.
Perdagangan internasional saat ini diperlukan untuk mencapai kemandirian dan swasembada.