Ekspor Bungkil Biji Kapuk- Kegiatan Ekspor merupakan salah satu kegiatan yang selalu dilakukan rutin oleh berbagai negara di dunia untuk menjual beberapa produk maupun komoditas yang terdapat di dalamnya. Berbagai negara di dunia berlomba-lomba untuk memasarkan hasil produksinya demi mendapatkan pendapatan yang menguntungkan. Selain menambah pendapatan negara, ekspor juga dapat mempererat hubungan antara negara yang bekerja sama tersebut.
Salah satu dari negara di dunia tersebut adalah Indonesia. Indonesia telah mengekspor banyak komoditas mulai dari produk pertambangan hingga produk pangan yang dapat diolah ke dalam berbagai jenis makanan. Jika biasanya Indonesia mengekspor berbagai produk dalam keadaan utuh maupun setengah jadi, namun pada pembahasan artikel kali ini berbeda. Produk yang akan dibahas pada artikel kali ini adalah limbah yang juga tak kalah bermanfaat dengan produk yang dihasilkan sebelumnya. Limbah tersebut adalah bungkil biji kapuk.
Sekilas Fakta Mengenai Bungkil Biji Kapuk
Bungkil Biji Kapuk adalah salah satu bahan pakan limbah pengolahan minyak biji kapuk yang megandung protein yang lumayan tinggi berkisar 25-30%. Namun, untuk saat ini penggunaan bungkil kapuk harus dibatasi maksimal 10% dalam ransum karena mengandung antinutrisi siklopropinoid. Kendala lain yang dimiliki oleh bungkil biji kapuk ini adalah palatabilitas yang relatif rendah. Selain protein, bunkil biji kapuk juga memiliki kandungan lainnya seperti Bahan Kering, Abu, Protein Kasar, Lemak Kasar, Kalsium, dan Pospor.
Bungkil biji kapuk ini dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal. Alasan inilah yang menjadikannya dapat diekspor ke luar negeri dan bersaing di pasar global bersama produk-produk lainnya. Pemanfaatan bungkil biji kapuk ini dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman tembakau dan sayuran, serta dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Selain itu, bungkil biji kapuk juga dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak karena mempunyai nilai gizi yang tinggi salah satunya adalah kandungan protein yang cukup tinggi. Seperti halnya bungkil-bungkilan lain, bungkil biji kapuk mempunyai protein kasar yang cukup tinggi (+ 28%).
Inilah Daerah Penghasil Bungkil Biji Kapuk di Indonesia
Indonesia merupakan negara penghasil kapuk terbesar di Asia Tenggara, dimana sebagian besar dihasilkan dari Pulau Jawa, yaitu sekitar 60% dari hasil kapuk nasional. Hal inilah yang membuat beberapa daerah di Indonesia dapat mengekspor bungkil biji kapuk. Di antara daerah tersebut adalah:
- Jawa Tengah (Kudus, Pati, Jepara, Kendal, Blora, dan Batang)
- Jawa Timur
- Sumatera Utara
Negara Tujuan Ekspor Bungkil Biji Kapuk, Lengkap!
Dari banyaknya manfaat yang dimiliki oleh bungkil biji kapuk ini, Indonesia telah mengekspornya ke berbagai negara. Di antara negara-negara tersebut adalah:
Korea Selatan
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Semarang telah mensertifikasi bungkil biji kapuk sebanyak 100 ton senilai Rp 343 juta dengan tujuan Korea Selatan. Pengiriman komoditas ini setelah dinyatakan sehat dan aman sesuai persyaratan negara tujuan ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Menurut penyajian data dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerja Karantina Pertanian Semarang, tahun 2018 ekspor bungkil biji kapuk tercatat 50 kg dan pada tahun 2009 ini hingga Juli, sudah mencapai 100 kg. Hal ini mengalami peningkatan sebesar 100% dari tahun sebelumnya.
Jepang
Selain mengekspor ke negara Korea Selatan, Indonesia juga mengekspornya ke negara Jepang. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang diekspor ke Korea Selatan, namun jumlah yang diekspor ke Jepang juga cukuup menjanjikan.
Nah, demikianlah pembahasan artikel mengenai ekspor bungkil biji kapuk. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Salam Mister Exportir!