Barang kerajinan (handicraft) merupakan salah satu komoditas ekspor yang paling potensial di negara Indonesia selain ekspor makanan dan ekspor sayuran. Bahkan pertumbuhan ekspor kerajinan dari tahun ke tahun semakin baik, sehingga memberi kesempatan eksportir kerajinan untuk mengembangkan bisnisnya.
Produk-produk kerajinan yang biasa diekspor seperti miniatur otomotif, sarung bantal, tirai, kaligrafi cetak dan ukir, dan beberapa barang yang terbuat dari kain perca hingga bahan alam lainnya.
Lalu, bagaimana caranya agar bisa ekspor barang kerajinan ke luar negeri dengan sukses? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Memahami Karakteristik Negara Yang Akan Dituju
Sebelum mengekspor barang kerajinan, sebaiknya pelajari terlebih dahulu karakter negara yang akan dituju. Karena antara negara satu dengan lainnya mempunyai kesukaan produk yang tidak sama.
Cari tahu tentang selera pasar serta musim-musim yang ada di negara tersebut. Sehingga pengekspor dapat menjual barang dengan target sasaran yang tepat.
Bahan Dasar Ramah Lingkungan Lebih Diminati
Produk kerajinan berbahan dasar yang ramah lingkungan selalu diminati. Misalnya, produk kerajinan yang terbuat dari tempurung kelapa, eceng gondok, kayu, bambu, mendong dan lainnya. Produk kerajinan berbahan baku yang tidak merusak lingkungan selalu menjadi incaran pembeli.
Ketersediaan Barang
Jika ingin serius menjadi eksportir barang kerajinan, Kamu harus memastikan ketersediaan barang terus ada. Karena pengiriman ke luar negeri harus berjalan terus. Pastikan barang selalu ready stock sehingga akan selalu siap sedia dikirim ke luar jika ada pesanan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk, agar nilai jualnya menjadi lebih tinggi. Pastikan kualitas bahan dan pengerjaan diutamakan. Barang kerajinan umumnya dikerjakan manual, oleh sebab itu eksportir sebaiknya meneliti dengan cermat dan seksama sebelum dijual ke luar.
Melengkapi Syarat Administrasi
Setelah mempersiapkan semuanya, eksportir perlu melengkapi beberapa persyaratan administrasi, misalnya dokumen izin usaha serta kelengkapan surat-surat ekspor.
Ada beberapa hal yang perlu disiapkan seperti Tanda Daftar Perusahaan, Badan Usaha, SIUP, NPWP, Pemberitahuan Ekspor Barang. Surat-surat ini harus diserahkan ke kantor Bea Cukai.
Sementara, Certificate of Origin dan Sertifikat Mutu dibawa ke kantor Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.
Promosi Produk
Sebagai eksportir barang kerajinan, maka memasarkan produk merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dengan seksama dan hati-hati. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempromosikan produk kerajinan.
Apabila Kamu termasuk salah satu eksportir kerajinan pemula, maka bisa bergabung dengan komunitas atau asosiasi para eksportir misalnya ASEPHI. Bisa juga mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan oleh PPEI, agar mendapatkan beberapa info terkait ekspor/ jaringan calon pembeli.
Kamu pun dapat memasarkan produk kerajinan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan pameran berskala internasional. Atau membuat website untuk menampilkan katalog produk kerajinan yang hendak dijual.
Perlu Berhati-hati Dengan Sistem Pembayaran
Ada baiknya jika eksportir memakai sistem pembayaran kredit atau berjangka. Cukup disarankan agar eksportir / importir memakai letter of credit, karena cara ini merupakan sistem pembayaran yang relatif aman.
Sistem pembayaran letter of credit merupakan cara pembayaran yang melibatkan bank (pihak ketiga), sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Pengemasan
Setiap produk kerajinan mempunyai celah untuk rusak ketika proses pengiriman. Oleh karena itu, penting sekali bagi eksportir untuk memikirkan cara pengemasan yang terbaik.
Misalnya, jika barang kerajinan berbahan kaca, maka sebaiknya harus dikemas atau dibungkus dengan palet kayu yang telah diisi dengan guntingan kertas. Serta jangan lupa untuk memberi label catatan bahwa barang dapat pecah.
Demikianlah cara-cara yang dapat ditempuh dan diperhatikan oleh eksportir sebelum mengekspor barang kerajinan ke luar negeri. Semoga informasi di atas bermanfaat.