Di era globalisasi dan perdagangan internasional, sudah pasti di dalamnya terjadi kegiatan ekspor dan impor. Saat ini, setiap negara pun pasti melakukan hal tersebut. Namun, apa yang terjadi jika ekspor lebih besar dari impor?
Proses atau selisih dari ekspor dan impor di suatu negara disebut dengan neraca perdagangan.
Nah, dari neraca perdagangan ini pun kita mungkin dapat mengindikasikan perekonomian suatu negara secara sekilas.
Namun, kondisi neraca perdagangan tidak semerta merta juga dapat melihat kondisi perekonomian suatu negara. Sebab, perekonomian negara ditentukan dari banyak aspek.
Terlepas dari kondisi perekonomian suatu negara, mari kita cari tahu apa yang terjadi jika ekspor lebih besar dari impor di artikel ini!
Neraca Perdagangan
Seperti yang sudah pernah disinggung sebelumnya, hal pertama yang akan terjadi jika ekspor lebih besar dari impor adalah berpengaruh terhadap neraca perdagangan di negara tersebut. Lalu, apa sih neraca perdagangan?
Neraca perdagangan atau sering juga disebut dengan neraca ekspor impor adalah sebuah istilah yang menjelaskan perbandingan antara ekspor dan impor.
Untuk membandingkan ekspor dan impor tersebut adalah dengan mengukurnya melalui mata uang yang berlaku.
Agar lebih jelas pun perbandingan ekspor impor dilakukan secara periodik, misalnya seperti per bulanan, per caturwulan, per semester, per tahun, atau lainnya yang ditujukan sebagai pembanding.
Indikator neraca perdagangan pun hanya terdapat dua kemungkinan, yaitu neraca perdagangan positif atau surplus dan neraca perdagangan negatif atau defisit.
Ekspor Lebih Besar dari Impor
Nah, apa yang terjadi jika ekspor lebih besar dari impor adalah kondisi tersebut membuat neraca perdagangan menjadi positif atau surplus.
Contohnya, selama enam bulan pertama atau semester pertama di tahun 2019, perdagangan ekspor di suatu negara mencapai 1,9 miliar dolar AS, sedangkan impornya adalah mencapai 1,43 miliar dolar AS.
Karena nilai ekspor tersebut lebih besar dari nilai impor, maka dapat dikatakan negara tersebut mengalami surplus neraca perdagangan sebesar 460 ribu dolar AS.
Alasan dari mengapa negara mengalami surplus neraca perdagangan adalah karena negara tersebut lebih banyak melakukan ekspor daripada impor. Hal tersebut pun menandakan produksi barang di negara tersebut sedang meningkat.
Lalu di lain hal negara tersebut juga lebih untung karena dengan lebih banyak mengekspor berarti pendapatan lebih besar daripada pengeluaran untuk impor.
Impor Lebih Besar dari Ekspor
Sebaliknya, jika kondisi nilai impor lebih besar dari nilai ekspor maka neraca perdagangan di negara tersebut menjadi negatif atau defisit.
Misalnya ketika nilai impor suatu negara dalam suatu periode mencapai 2,03 juta dolar AS, sedangkan nilai ekspornya hanya 1,31 juta dolar AS.
Nilai impor yang lebih besar itu menyebabkan neraca perdagangan negara tersebut mengalami defisit sebesar 720 ribu dolar AS.
Jika sudah dalam keadaan tersebut, dapat dipastikan negara tersebut telah melakukan impor yang lebih banyak daripada ekspor.
Dampak yang Terjadi Jika Ekspor Lebih Besar dari Impor
Kembali ke pembahasan tentang apa yang terjadi jika ekspor lebih besar dari impor, terdapat efek berantai atau dari sebab musabab yang terjadi terhadap perekonomian negara.
Dampak neraca perdagangan surplus adalah:
Penguatan Nilai Mata Uang
Hal yang akan terjadi jika suatu negara mengalami surplus neraca perdagangan adalah menguatnya nilai mata uang negara tersebut.
Umumnya, dalam perdagangan internasional menggunakan mata uang dolar AS sebagai alat tukar yang setara yang diakui secara Internasional.
Lalu untuk contoh, jika Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan maka nilai rupiah Indonesia akan lebih kuat terhadap dolar Amerika Serikat.
Namun penguatan tidak harus mengacu pada mata uang dolar AS, sebab penguatan nilai mata uang ini tergantung pada mata uang yang digunakan dalam perdagangan yang dilakukan.
Misalnya, jika impor ekspor lebih banyak dilakukan dengan China dengan mata uang yuan/ renminbi, maka ketika Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan China, yang akan menguat adalah nilai tukar rupiah terhadap renminbi.
Produktivitas Jasa Barang dan Jasa Tinggi
Selanjutnya, ini merupakan hal yang otomatis terpengaruh karena ini merupakan efek sebab akibat.
Artinya, ketika ketika negara mengalami surplus neraca perdagangan, umumnya produktivitas barang dan jasa di negara tersebut berarti sedang mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut terjadi karena banyaknya permintaan dari berbagai negara terhadap barang atau jasa tersebut.
Tersedianya Lapangan Kerja
Efek atau dampak ini berkaitan dengan poin sebelumnya. Yakni, karena produktivitas suatu negara tinggi, maka semakin banyak juga sumber daya yang dibutuhkan, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Agar produktivitas terus berjalan demi memenuhi permintaan, maka pemenuhan sumber daya manusia tersebut harus dilaksanakan. Dengan begitu, lapangan pekerjaan akan semakin banyak tersedia.
Pajak Impor
Selain itu, terdapat pula dampak lain yang terjadi ketika neraca perdagangan surplus. Karena nilai impor lebih sedikit dari ekspor, maka penerimaan pajak impor pun juga ikut menjadi sedikit.
Meski begitu, keuntungan tetap bisa diperoleh dari hasil perdagangan ekspor yang tinggi.
Usaha Untuk Membuat Neraca Perdagangan Surplus
Untuk membuat neraca perdagangan surplus, berarti setiap negara harus mencoba untuk meningkatkan ekspornya dan menurunkan impornya.
Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh negara untuk meningkatkan ekspor, yaitu:
Menambah keragaman dan variasi produk ekspor
Semakin banyak macam dan variasi barang yang dimiliki suatu negara untuk diekspor, maka kesempatan untuk meningkatkan ekspor akan semakin tinggi. Jangkauan pasar di luar negeri akan semakin lebih luas.
Subsidi Ekpor
Pemberian subsidi ekspor yang bisa berupa keringanan pajak ekspor, kemudahan pengurusan ekspor, tarif angkutan yang dimurahkan, dan kemudahan untuk peminjaman modal juga dapat meningkatkan produksi dalam negeri dan meningkatkan ekspor.
Premi Ekspor
Ketika produsen kecil yang melakukan bisnis ekspor mendapat penghargaan dan insentif dari negara, maka produsen itu akan lebih semangat untuk meningkatkan produksi dan ekspornya.
Devaluasi
Meski ekspor sudah banyak dilakukan dan permintaan sudah tinggi di negara lain, ada baiknya negara tetap membuat harga tersebut tetap rendah agar bisa bersaing dengan negara lainnya dengan cara devaluasi mata uang.
Promosi Dagang ke Luar Negeri
Untuk mendapatkan partner dagang di luar negeri supaya bisa mengekspornya ke luar negeri, pemasaran produk pun jelas harus dilakukan. Pemasaran bisa dilakukan dengan mempromosikannya ke berbagai negara.
Perjanjian Perdagangan Internasional
Dengan menandatangani perjanjian perdagangan internasional, baik itu multinasional, regional, atau hanya bilateral dapat memberikan akses suatu negara untuk masuk ke pasar negara yang bersangkutan dengan lebih mudah.
Menurunkan Jumlah Impor
Agar menjaga nilai ekspor lebih tinggi dari impor, cara yang juga bisa digunakan adalah dengan menekan jumlah impor dengan memberikan kuota impor, memberi pajak bea impor, dan lainnya.
Begitulah informasi pada artikel kali ini yang membahas mengenai apa yang terjadi jika ekspor lebih besar dari impor. Semoga informasi ini dapat membantu kamu memahami neraca perdagangan. Terima kasih