Potensi Ekspor Provinsi Sulawesi Selatan- Sulawesi Selatan atau sering disingkat Sulsel merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar dan provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara di bagian utara. Lalu, di bagian selatan berbatasan dengan Laut Flores dan di sebelah barat dengan Selat Makassar.
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki wilayah yang luas 45,764,53 km 2 dan pada tahun 2015, populasinya mencapai 8,395,806 jiwa. Selain itu, provinsi ini juga menyediakan sumber daya alam yang diperoleh baik di darat maupun di laut. Potensi sumber daya alam yang dimilikinya, dilengkapi pertambangan, pertambangan, kelautan, dan pertanian.
Seluruh potensi sumber daya alam tersedia dalam jumlah yang sangat besar. Namun demikian, potensi sumber daya alam belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Di bawah ini akan dipaparkan tentang potensi ekspor povinsi Sulawesi Selatan yang sayang sekalin jika dilewatkan.
Potensi Ekspor Provinsi Sulawesi Selatan yang Tak Banyak Orang Tahu!
Di bawah ini merupakan potensi ekspor yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan:
Produk Perkebunan (Produk Agri)
Provins Sulawesi Selatan memiliki luas areal sekitar 690,283 Ha, dan 95 persen membutuhkan (656,067 Ha) adalah perkebunan milik rakyat. Untuk menjadi milik negara. Perkebunan ini sedang diupayakan untuk naik seperti kakao, kelapa, kopi, cengkeh, sawit, lada, pala, jambu mete, tebu, dan tembakau.
Hasil produksi komoditas perkebunan di Sulawesi Selatan pada tahun 2017:
- Kakao diproses sebanyak 276.000
- Kelapa dipoduksi sebanyak 82.342 ton
- Kopi yang dibutuhkan sebanyak 40.560 ton
- Cengkeh dibeli sebanyak 17.650 ton
- Diperoleh sebanyak 44.265 untuk.
Tak hanya itu, komoditas perkebunan ini juga memproduksi beberapa buah-buahan. Salah satu di antaranyab adalah pepaya. Buah pepaya ini merupakan produk terbesar yang dikeluarkan oleh Kabupaten Enrekang dengan jumlah produksi 15.592,50 ton pada tahun 2014.
Selain pepaya, produk buah-buahan terbesar kedua adalagh buah durian yang berasal dari Kabupaten Luwu Utara. Buah durian ini bertambah sebanyak 15.662,20 ton pada tahun 2014 lalu.
Produk Kehutanan
Produk kehutanan yang dikeluarkan oleh Provinsi Sulawesi Selatan terbagi menjadi dua bagian. Bagian kedua ini adalah hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu.
Produksi Hasil Hutan Kayu
Sulawesi Selatan terkenal dengan Kayu Eboni yang hanya ditemukan di kawasan Sulawesi. Kayu ini menjadi salah satu kayu yang sering menjadi incaran pasar ekspor internasional. Eboni ini memiliki beberapa Eboni ini memiliki beberapa Eboni berbeda. Jangkauan ekspor kayu ini telah disebar ke berbagai negara, salah satunya adalah negara Jepnag.
Kayu ini banyak diminati karena fungsinya sebagai bahan dasar furnitur berkelas tinggi. Selain itu, di Jepang, kayu ini digunakan sebagai bahan dasar rumah tradisional Jepang hingga pilar-pilar penyangga. Karena fungsinya yang sangat besar, kayu ini dipatok dengan harga Rp. 30.000.000 / meter kubik di pasar ekspor internasional.
Selain Kayu Eboni, Provinsi Sulawesi Selatan juga memiliki dua komoditas kayu utama yang ditawarkan di pasar ekspor internasional. Jenis kayu tersebut adalah Kayu Bulat dan Kayu Olahan. Tercatan ada 9 kabupaten / kota yang memproduksi hasil hutan kayu ini. Kayu-kayu ini juga merupakan potensi ekspor Provinsi Sulawesi Selatan yang bersaing ketat di pasar ekspor internasional. Kabupaten Luwu Timur merupakan produsen kayu bulat dengan jumlah 9,998,43 meter kubik. Sementara untuk kayu olahan, Kabupaten Tana Toraja merupakan produsernya.
Produksi Hasil Hutan Non Kayu
Menurut penelitian provinsi pada tahun 2014, di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat tiga jenis produksi hutan non kayu. Produk ketiga adalah getah pinus, rotan, dan damar. Dari produk unggulan tersebut, persaingan Getah Pinus adalah yang paling sering ditawarkan ke pasar ekspor Internasional. Daerah penghasil Getah Pinus terbesar adalah Kabupaten Tana Toraja. Komoditas ini dirilis ke berbagai negara, salah satunya adalah Negara Cina.
Produk Kelautan (Produk Perikanan)
Berdasarkan data Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) Makassar, volume ekspor produk perikanan Sulawesi Selatan pada tahun 2018 meningkat sebesar 27,7 persen. Kepala Balai Besar KIPM Makassar, Sitti Chadidjah mengatakan, dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan produksi perikanan tangkap nasional sebesar 5,17 persen. Menurutnya, Peningkatan ini telah meningkatkan nyata bagi kesejahteraan nelayan, khusus di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Secara umum, volume ekspor perikanan Sulawesi Selatan yang mencakup beberapa daerah termasuk Makassar naik sebesar 27,7 persen menjadi 33,53 juta kg pada 2018, dari sebelumnya 2017 sebesar 26,25 juta kg. Rata-rata (kenaikan) ini dikirim beberapa komoditi yang dikirim ke beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang, dan Malaysia, ”paparnya, Senin (25/3).
Sedangkan lima besar komoditi perikanan dengan volume ekspor terbanyak di 2018 yaitu rumput laut, gurita, udang vanamei, tuna, dan tenggiri. Sementara di tahun 2017, volume ekspor perikanan dibuang udang vanamei, kerapu, tenggiri, gurita, dan tuna.
Produk Industri / Manufaktur
Di provinsi Sulawesi Selatan, industri pengolahan kakao dan rumput laut adalah industri unggulan. Hal ini berdasarkan pertimbangan hasil analisis terhadap potensi dan potensi ekonomi kawasan dan potensi pengembangan lima tahun kedepan serta keterkaitannya dengan industri penunjang, industri terkait dan industri di provinsi lain. Dalam rangka mengembangkan industri unggulan tersebut, disusun Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan Provinsi tahun 2010 – 2014, yang memaparkan sasaran pengembangan yang ingin dicapai, serta rencana pengembangan strategisnya.
Produk Pertambangan
Salah satu faktor yang mendorong peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) provinsi Sulawesi Selatan adalah sektor pertambangan. Produksinya melengkapi emas, mangan, besi, pasir besi, granit, timah hitam, batu nikel sebagai produk unggulannya. Produksinya ada dikabupaten Luwu Timur dan Luwu Utara.
Sulawesi Selatan memiliki cadangan minyak bumi 1,005 miliar barel yang belum tergarap. Cadangan tersebut berdasarkan data Dirjem Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Alam). Berdasarkan data tersebut, Indonesia memiliki cadangan minyak sekitar 7,549 miliar barel. Tersebar disejumlah provinsi termasuk Sulsel. Cadangan minyak juga ada di Sulawesi tengah mancapai 3,386 miliar barel dan Jatim sebanyak 1,312 miliar barel. Potensi minyak belum tergarap sebelum dilakukan eksplorasi dan penegboran dari tender yang sementara dilakukan.
Akses Distribusi Kegiatan Ekspor Provinsi Sulawesi Selatan
Untuk kegiatan ekspor, sudah tentu suatu wilayah meminta akses distribusi dan transportasi untuk mendukung produk-produknya. Di Sulawesi Selatan sendiri ada dua akses distribusi dan transportasi yang selalu digunakan.
Akses Distribusi Udara
Untuk mengakses produknya dengan akses udara, Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan bandar udara yang ada di dalamnya. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin / Kadieng, yang disediakan di Makassar. Kemudian, ada Bandara Andi Jemmayang terletak di Kabupaten Luwu Utara. Ada tujuh bandara yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.
Akses Distribusi Laut
Untuk mengakses produknya dengan akses laut, Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan kapal yang ada di sana. Dua pelabuhan kapal yang digunakan adalah Pelabuhan Soekarno hatta, yang terletak di Makassar. Kemudian, ada Pelabuhan Tanjung Ringgit yang terletak di Kabupaten Palopo. Terhitung ada sembilan pelabuhan kapal yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dari pemaparan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan ini memiliki banyak potensi ekspor yang luar biasa. Selain itu, harga-harga produknya memiliki nilai jual yang begitu tinggi. Nah, bagaimana Sahabat Mister Exportir, sudah terjawab pertanyaan tentang potensi ekspor Provinsi Sulawesi Selatan? Semoga artikel ini dapat bermanfaat.