Anda pasti sudah sangat familiar dengan kegiatan mengambil keputusan. Dalam berbisnis, kita harus melakukannya hampir setiap hari. Oleh karena itu, kita harus memahami pengertian manajemen risiko dalam sebuah pengambilan keputusan dengan baik.
Sebuah tindakan tentu saja memiliki berbagai macam konsekuensi. Anda tidak akan mendapatkan keuntungan tanpa terlebih dahulu mengambil resiko merugi. Jadi, sebuah keputusan haruslah anda pikirkan secara masak-masak sebelum menjalankannya.
Demikian pula dalam menjalankan bisnis, segala risiko yang anda ambil mungkin saja berbuah baik maupun buruk bagi perusahaan yang sedang anda bangun. Pada bagian inilah, anda memerlukan manajemen risiko. Fungsi utamanya adalah untuk mengurangi konsekuensi buruk yang mungkin saja muncul.
Sebenarnya apakah pengertian manajemen risiko itu dan bagaimana anda bisa mengimplementasikannya? Kami akan membahasnya dengan lengkap melalui artikel ini.
Definisi Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan tahapan prosedur yang anda lakukan dalam rangka meminimalisir terjadinya kerugian dalam sebuah usaha. Kegiatan ini biasanya meliputi proses identifikasi, rencana, strategi, serta evaluasi. Semuanya bertujuan untuk menghindari terjadinya kerugian.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, anda diharapkan akan terhindar dari segala macam masalah yang mungkin timbul. Terlebih lagi, kehati-hatian memang diperlukan untuk mencegah kebangkrutan dalam berbisnis. Inilah yang biasanya membedakan antara pebisnis handal dengan yang masih pemula.
Pentingnya Manajemen Risiko
Dengan menerapkan rencana manajemen risiko dan mempertimbangkan berbagai potensi risiko atau peristiwa sebelum terjadi, organisasi dapat menghemat uang dan melindungi masa depan mereka.
Ini karena rencana manajemen risiko yang kuat akan membantu perusahaan menetapkan prosedur untuk menghindari potensi ancaman, meminimalkan dampaknya jika terjadi, dan mengatasi hasilnya.
Kemampuan untuk memahami dan mengendalikan risiko memungkinkan organisasi menjadi lebih percaya diri dalam keputusan bisnis mereka. Selain itu, prinsip tata kelola perusahaan yang kuat, dimana prinsip tersebut secara khusus berfokus pada manajemen risiko, dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Manfaat penting lainnya dari manajemen risiko meliputi:
- Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terjamin untuk semua staf dan pelanggan.
- Meningkatkan stabilitas operasi bisnis sekaligus mengurangi tanggung jawab hukum.
- Memberikan perlindungan dari kejadian yang merugikan baik perusahaan maupun lingkungan.
- Melindungi semua orang dan juga aset yang terlibat dari potensi bahaya risiko.
- Membantu menetapkan kebutuhan asuransi organisasi untuk menghemat premi yang tidak perlu.
Pentingnya menggabungkan manajemen risiko dengan keselamatan bisnis juga telah diungkapkan. Di sebagian besar rumah sakit dan organisasi, misalnya, departemen manajemen risiko dan keselamatan pasien dipisahkan; mereka menggabungkan kepemimpinan, tujuan dan ruang lingkup yang berbeda.
Namun, beberapa rumah sakit menyadari bahwa kemampuan untuk menyediakan perawatan pasien yang aman dan berkualitas tinggi diperlukan untuk melindungi aset keuangan dan, sebagai hasilnya, harus digabungkan dengan manajemen risiko.
Komponen dalam manajemen risiko
Seperti layaknya semua fungsi manajemen yang lain, ada banyak komponen pula yang terlibat dalam sebuah manajemen risiko. Berikut ini kami akan membahasnya satu per satu.
1. Internal organisasi
Internal organisasi merupakan sebuah lingkungan yang ada di dalam sebuah perusahaan maupun lembaga usaha. Hal ini adalah akumulasi dari visi, misi, struktur serta pengaturan operasional sebuah bisnis. Kultur kerja serta wewenang setiap divisi juga menjadi bagian dari segala hal yang berhubungan dengan internal organisasi.
2. Sasaran organisasi
Sasaran sebuah bisnis tentu saja harus ditentukan jauh sebelum anda mulai benar-benar merealisasikan usaha anda. Adanya sasaran atau tujuan yang jelas akan membantu anda meminimalisir risiko usaha yang bisa terjadi.
Bagaimana bisa demikian? Dengan adanya sasaran, usaha anda akan langsung mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan target. Demikian pula arah usaha pun akan menjadi lebih jelas.
3. Identifikasi terhadap potensi permasalahan
Manajemen yang baik harus dapat melakukan identifikasi terhadap potensi permasalahan yang mungkin saja timbul di masa depan. Dengan melakukan tahapan ini, anda akan dapat mempersiapkan tindakan pencegahan supaya masalah yang mungkin timbul dapat segera diatasi dengan baik.
4. Asesmen Risiko
Asesmen terhadap risiko adalah prosedur yang harus anda lakukan setelah melakukan identifikasi permasalahan. Penilaian terhadap masalah-masalah tersebut harus anda lakukan secara menyeluruh. Apakah masalah tersebut dapat membuat perusahaan semakin dekat kepada tujuannya? Atau malah menjauhkannya?
5. Tanggapan
Setelah penilaian risiko, perusahaan harus menentukan tanggapannya terhadap risiko tersebut. Tanggapan itu dapat berupa menghindari, mengurangi, memindahkan, atau bahkan menerimanya.
6. Pengendalian masalah
Perusahaan dapat melakukan prosedur ini dengan cara membuat kebijakan pencegahan khusus. Proses ini adalah pembuatan kebijakan untuk memastikan bahwa tanggapan yang telah ditentukan dilaksanakan dengan baik.
7. Komunikasi dan informasi
Manajemen harus mengidentifikasi informasi dan melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait supaya setiap anggota perusahaan dapat menjalankan wewenangnya dengan baik.
8. Pengawasan
Pada komponen ini, manajemen seharusnya melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa setiap komponen telah berjalan dengan baik.
Pendekatan Manajemen Risiko
Setelah risiko spesifik perusahaan diidentifikasi dan juga proses manajemen risiko telah diterapkan, terdapat beberapa strategi berbeda yang bisa diaplikasikan perusahaan terkait dengan jenis risiko yang berbeda:
Penghindaran risiko.
Walaupun penghapusan seluruh risiko jarang mungkin dilakukan, strategi penghindaran risiko dirancang untuk menangkis sebanyak mungkin ancaman untuk menghindari konsekuensi yang mahal dan mengganggu dari peristiwa yang merusak.
Pengurangan resiko.
Perusahaan terkadang dapat mengurangi jumlah kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh risiko tertentu pada proses perusahaan. Yaitu dengan menyesuaikan aspek-aspek tertentu dari keseluruhan rencana proyek perusahaan, atau dengan mengurangi ruang lingkupnya, hal tersebut bisa dicapai.
Berbagi risiko.
Terkadang, konsekuensi risiko dapat dibagi ke beberapa peserta proyek atau departemen bisnis. Risiko juga bisa dibagi dengan pihak ketiga, seperti vendor atau mitra bisnis.
Mempertahankan risiko
Kadang-kadang, perusahaan memutuskan risiko sepadan dari sudut pandang bisnis, dan memutuskan untuk menjaga risiko dan menghadapi potensi dampak buruk. Perusahaan akan sering mempertahankan tingkat risiko tertentu jika laba proyek yang diantisipasi lebih besar daripada biaya risiko potensial.
Batasan Manajemen Risiko
Meskipun manajemen risiko dapat menjadi praktik yang sangat bermanfaat bagi organisasi, batasannya juga harus dipertimbangkan. Banyak teknik analisis risiko – seperti membuat model atau simulasi – memerlukan pengumpulan data dalam jumlah besar. Pengumpulan data yang ekstensif ini bisa jadi mahal dan tidak dijamin dapat diandalkan.
Lebih lanjut, penggunaan data dalam proses pengambilan keputusan bisa jadi memiliki hasil yang buruk jikalau indikator sederhana digunakan untuk mencerminkan keadaan yang jauh lebih kompleks. Demikian pula, mengadopsi keputusan di seluruh proyek yang dimaksudkan untuk satu aspek kecil, ada kemungkinan memunculkan hasil yang tidak terduga.
Batasan lain adalah kurangnya keahlian analisis dan waktu. Program perangkat lunak komputer telah dikembangkan untuk mensimulasikan peristiwa yang mungkin berdampak negatif pada perusahaan.
Meskipun hemat biaya, program kompleks ini membutuhkan personel terlatih dengan keterampilan dan pengetahuan yang komprehensif untuk memahami hasil yang dihasilkan secara akurat. Menganalisis data historis untuk mengidentifikasi risiko juga membutuhkan personel yang sangat terlatih.
Orang-orang ini mungkin tidak selalu ditugaskan ke proyek. Kalaupun ada, seringkali mereka kekurangan waktu untuk mengumpulkan temuan mereka, sehingga menimbulkan konflik.