Potensi Ekspor Provinsi Maluku Utara – Provinsi Maluku utara merupakan bagian dari Provinsi Maluku. Pada awalnya, ibu kota dari provinsi Maluku adalah Ternate, namun pada tanggal 04 Agustus 2010 dipindahkan ke kota Sofifi yang terletak di pulau Halmahera. Maluku Utara memiliki luas wilayah seluas 31,982 meter persegi. Sedangkan wilayahnya dihuni oleh 1.209.342 jiwa. Delapan kabupaten dan kota madya adalah wilayah yang membuat Provinsi Maluku Utara dapat menyediakan berbagai produk ke luara negeri.
Seperti yang telah diketaui bersama bahwa Provinsi Maluku Utara dikenal dengan baharinya, namun selain itu provinsi ini juga memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Oleh sebab itu, di sini akan sedikit dipaparkan tentang keberagaman hasil bumi Maluku yang dapat diminta ke luar negeri.
Potensi Ekspor Provinsi Maluku Utara yang Tak Banyak Orang Tahu
Ada beberapa perdagangan yang selalu menjadi andalan ekspor di daerah maluku, diajukan; produk hutan, agriproduk / produk peerkebunan, kelautan / perikanan, produk pertambangan, inudtri / manufaktur, dan akses distribusi.
Produk Kehutanan
Kawasan Maluku Utara memiliki lahan hutan yang cukup luas dan terbagi menjadi lima kawasan. Kawasan pertama yaitu hutan lindung (683,75 ha), lalu hutan produksi terbatas (675,5 ha), hutan produksi (497,6 ha), hutan konversi (956,625 ha), dan PPA hutan terakhir (48 ha) ). Di antara semua kawasan hutan, Hutan diterbitkan adalah yang paling luas. Sementara Kawasan Hutan PPA adalah kawasan prioritas. Luas Hutan di Maluku Utara mencapai 2.861.475 ha.
Produk Perkebunan
Provinsi Maluku Utara juga memiliki lahan yang dapat menampung kebutuhan para penduduk. Produk perkebunan sendiri terbagi dua buah dan sayur mayur. Ada begitu banyak produksi yang dikembangkan, jadi ladang ini selalu berkembang setiap tahun. Berikut contoh buah atau sayur yang disajikan oleh Maluku utara:
- Bawang daun
- Kentang
- Kubis
- Tomat
- Bayam
- Wortel
- Alpukat
- Kelapa
- Cengkeh
- Bawang merah, dan masih banyak lagi.
Dari sekian banyak produksi yang dihasilkan, perkebunan yang memperoleh peringkat tertinggi dalam survei yang diadakan pertahun 2015, jumlah produksinya mecapai 231.619 ton. Selain itu, perkebunan kakao (pohon coklat), serta tanaman rempah-rempah juga menghasilkan produksi yang cukup tinggi setelah perkebunan kelapa. Namun, tidak semua daerah di Provinsi Maluku Utara aktif dalam menyumbangkan hasil kompetisinya, dari sekian banyak daerah hanya ada beberapa saja. Daerah yang paling produktif menghasilkan banyak perkebunan adalah Kabupaten Halmahera selatan, Halmahera Utara, dan Halmahera Barat.
Produk Kelautan (Produk Perikanan)
Perairan Maluku dikenal sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya ikan sejenis cakalang dan tuna. Menurut siklus yang sedang berlangsung, bibit ikan cakalang dan tuna berasal dari Jepang dan terbawa arus menuju selatan hingga ke Maluku, termasuk juga Sulawesi, dan teluk Tomini. Sesampainya di kapal Indonesia, ikan-ikan tersebut sudah siap ditangkap. Selain memancing dengan melaut, mereka juga melakukan budidaya perikanan.
Ada beberapa budidaya seperti budidaya rumput laut, tambak, keramba dan lainnya. Dalam hal budidaya rumput laut paling banyak menhasilkan produksinya. Sementara jaring apung tawar sedikit menyumbangkan hasil produksi. Hasil survei menyetujui jika produksi perikanan tangkap pada tahun 2015 mencapai 251.816,73 ton.
Produk Pertambangan
Selain produk kehutanan, perkebunan dan kelautan, provinsi Maluku juga dilengkapi dengan tanaman yang cukup potensial. Kekayaan yang diperoleh dari Maluku Utara adalah nikel N1 (1,5% -2,5%). Hal ini dapat dilihat lebih dari 220.000 ton yang tersebar di beberapa daerah.
Daerah-daerah penghasil timah adalah Tanjung Buli, Pulau Gebe, pulau ini merupakan salah satu tempat yag sudah digali pertambangannya, Pulau Gee, Pulau Pakal, dan Pulau Obi.
PT Halmahera Minerals melakukan penelitian beberapa waktu yang lalu dan menemukan fakta di Maluku Utara yang memiliki emas sebanyak 1,4 juta ton dengan kandungan emas yang layak. Hal tersebut pastilah sangat menguntungkan bagi para penduduk dan negara Indonesia sendiri. Namun, masyarakat lokal belum terlalu optimal dalam memnafaatkan kekayaan alam yang dimiliki oleh wilayahnya tesebut.
Produk Industri / Manufaktur
Setelah mengetahui berbagai produk yang bisa disetujui, tentu saja kita semua juga perlu tahu tentang industri yang bergerak dalam megolahan dan pendistribusiannya. Kementrian Perindustrian sendiri terus berusaha untuk mengembangkan berbagai potensi industri kecil dan menegah (IKM) di Provinsi Maluku Utara.
Hal ini dimaksudkan agar Maluku Utara dapat berkembang dan memiliki daya saing guna menguasai pasar domestik dan ekspor. Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih juga menyatakan bahwa dia memahami Provinsi Maluku Utara memiliki keunggulan SDA (sumber daya alam) yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia.
Kemenperin sendiri mencatat potensi industri di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2016 yang menunjukkan 4.000 industri dan didistribusikan oleh industri makanan. Jumlah total industri makanan sebesar 45,7 persen dengan nilai prosuksi mencapai Rp18,8 miliar dan dengan jumlah tenaga kerja sebesar 5,341 orang. Disamping itu, furnitur industri juga tidak dapat melihat sisi lain karena menyimpan potensi yang cukup besar sekitar 12,5 persen. Nilai prosuksi dari industri furnitur senidiri mencapau Rp11,2 miliar dan memilik tenaga kerja sebesar 2,607 orang.
Akses Distribusi dan Transportasi
Akses distribusi merupakan salah satu hal yang penting dalam peningkatan pendapatan daerah, karena dengan adanya akses distribusi yang memadai kita akan terbantu untuk menekspor hasil produksi. Di Provinsi Maluku Utara, akses distribusi dan transportasi dibagi menjadi satu akses saja, yaitu akses udara. Hal ini disebabkan oleh belum adanya pelabuhan di Maluku Utara yang mendukung keberadaan distribusi ekspor dan impor karena belum terpenuhinya salah satu syarat pendukungnya.
Akses Distribusi Udara
Berikut adalah akses distribusi yang ada di Provinsi Maluku Utara; Bandara Internasional Sultan Nuku (Sofifi), Bandara Buli (Halmahera Timur), Bandara Gamar Malamo (Halmahera Utara), Bandara Oesman Sadik (Halmahera Selatan),
Penjelasan atas telah menjelaskan tentang prioritas ekspor Indonesia diwilayah Provinsi Maluku Utara yang tidak mendukung banyak orang. Dari pemaparan di atas dapat disangkal bahwa Maluku Utara merupakan salah satu daerah yang tidak dapat dilihat karena memilik kekayaan alam yang sangat melimpah. Selain itu, ini juga memiliki banyak potensi dalam hasil produksinya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Salam Mister Exportir!